Minggu, 16 Agustus 2009

Content Bookleat "Aditya"

Tanggung Jawab Pribadi dan Sosial Sebagai Mahasiswa
Oleh : Muhammad Aditya

“ Bagi Pemuda dan Pemudi Bangsa, kesempatan untuk memperoleh Pendidikan Tinggi dan menjadi Mahasiswa adalah sebuah mimpi yang umum. Namun kenyataannya mimpi tersebut hanyalah sebagian yang dapat merasakannnya. Lalu bagaimanakah nasib Pemuda dan Pemudi Bangsa yang mimpi menjadi mahasiswa dan memperoleh Pendidikan Tinggi yang tidak kesampaian? Banyak yang menaruh harapan, namun sebenarnya untuk apa tujuan menjadi mahasiswa?”

Apakah yang sesungguhnya menjadikan mimpi-mimpi tersebut tidak dapat dirasakan oleh keseluruhan Pemuda dan Pemudi Bangsa ini? Padahal Indonesia sudah memiliki sebuah wadah konstitusi untuk menuangkan tujuan dari pendidikan. Tujuan pendidikan tersebut tertuang dalam alinea ke-4 UUD 1945 dan UU sisdiknas No. 22 Tahun 2009 Pasal 2 dan 3. Pada dasarnya ini menunjukan bahwasannya pemerintah memiliki peran dan tanggung jawab untuk menciptakan tujuan pendidikan yakni mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa. Dengan hal ini, secara logika, kesempatan para pemuda untuk bisa menjadi mahasiswa lebih terbuka. Yang nantinya diharapkan dengan semakin banyaknya generasi muda yang terdidik akan dapat memberikan sumbangsih dan perannya untuk kehidupan bangsa seutuhnya. Adalah para mahasiswa yang notabene menjadi agent of change atau generasi penerus sekaligus pembaharu.
Dengan menjadi mahasiswa, status sosial yang dimiliki akan menjadi terpandang di mata masyarakat umum. Setidaknya itulah anggapan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita saat ini. Ketika sudah berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi dan menjadi mahasiswa, masyarakat banyak menaruh harapan kepada mahasiswa. Lantas muncul pertanyaan, untuk apa kita menjadi mahasiswa? Apa untungnya menjadi mahasiswa? Pertanyaan ini layak ditujukan kepada diri kita selaku mahasiswa sebagai koreksi terhadap tujuan mahasiswa mengenyam di pendidikan tinggi. Kawan, mungkin kita bisa bingung pertanyaan dengan diatas, namun setidaknya pertanyaan itulah yang dapat memberikan gambaran tentang hakikat tanggung jawab sebagai mahasiswa.
Berkaitan dengan tanggung jawab sebagai mahasiswa, ada banyak pendapat yang muncul dalam diri mahasiswa, tetapi itu tidak menjadi suatu permasalahan. Salah satunya adalah tanggung jawab pribadi. Tanggung jawab pribadi ini adalah hal yang lumrah di benak atau pikiran para mahasiswa pada umumnya. Pikiran-pikiran seperti; ingin dapat IPK tinggi, ingin cepat lulus, ingin cepat kerja, ingin membahagiakan orang tua, dll adalah tidak salah. Namun, ketika sebagian besar mahasiswa menyadari bahwasannya tanggung jawab yang dimiliki hanya sebatas pikiran-pikiran diatas maka itu menjadi kurang ideal. Mengapa? Pada dasarnya, bagaimanapun mahasiswa merupakan salah satu bagian dalam lingkungan sosial. Konsekuensinya, mahasiswa pun memiliki tanggung jawab secara sosial yang berada di pundaknya.
Mahasiswa yang berpendidikan tinggi sudah selayaknya dapat memberikan sumbangsih, perhatian, dan kepedulian terhadap pemasalahan-permasalahan sosial yang ada di sekitar lingkungannya. Bukankah peduli terhadap lingkungan sosial lebih mulia daripada diam atau tidak memperdulikan sama sekali. Terlebih seperti yang kita lihat saat ini, godaan hedonisme dan pragmatisme di kalangan mahasiswa cukup memprihatinkan. Nah, pertanyaannya kemudian, silahkan anda memutuskan untuk memilih peduli atau diam sama sekali. Kawan, banyak hal sebenarnya yang bisa kita lakukan untuk masyarakat. Walaupun terkadang dipandang sebelah mata, namun setidaknya sedikit banyak dapat memberikan kontribusi yang positif guna menuju perubahan yang lebih baik.
Untuk terakhir, Selamat menjadi mahasiswa. Selamat menjalani rangkaian baru. Selamat mengemban beban yang telah diberikan. Semoga kawan bisa menjadi mahasiswa yang terbaik untuk diri sendiri dan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar